Hari Bumi adalah perayaan yang dilakukan seluruh dunia setiap tanggal 22 April. Setiap tahun, Hari Bumi mengusung tema yang berbeda. Tahun ini, tagline dari Hari Bumi adalah Invest in Our Planet yang mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk melakukan kegiatan untuk meminimalisir perubahan iklim dan permasalahan lingkungan lainnya. Tema ini ternyata sejalan dengan isu yang sedang terjadi, mulai dari permasalahan sampah yang gak kunjung usai hingga masalah global, seperti peningkatan suhu bumi dan pergantian cuaca ekstrim. Beberapa hari lalu kita juga sempat digemparkan dengan viralnya ilmuan NASA yang memberi peringatan bahwa manusia hanya punya waktu yang sedikit untuk mengembalikan keadaan bumi menjadi lebih baik. Faktanya, kerusakan alam dan ketidakseimbangan cuaca memang banyak terjadi di berbagai belahan dunia. Oleh karena itu, sebaiknya kita melakukan berbagai upaya untuk meminimalisir terjadinya kerusakan dan pencemaran di bumi.
Source: Unsplash / Li An Lim
Mungkin kalian pernah berpikiran kalau upaya yang dilakukan oleh satu orang gak akan berdampak besar ke lingkungan kita. Tapi coba renungkan lagi deh.. kalau ada 1000 orang yang punya mindset seperti itu, dampaknya tentu akan sangat berpengaruh. Nah, melalui artikel ini, akan dijelasin beberapa cara mudah yang bisa kalian lakuin sebagai individu untuk mengurangi kerusakan lingkungan dan perubahan iklim. Yuk, simak langkah-langkahnya!
Beralih dari Kendaraan Pribadi ke Transportasi Massal
Source: Unsplash / Rangga Cahya Nugraha
Kalian tau gak kalau jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sampai 100 jutaan? Jumlah tersebut didominasi oleh kendaraan pribadi yang menambah kemacetan di jalan raya. Selain berdampak ke kemacetan, hal tersebut secara langsung juga berdampak ke lingkungan. Banyaknya penggunaan kendaraan pribadi membuat borosnya konsumsi bahan bakar fosil yang menyebabkan efek rumah kaca dan peningkatan suhu bumi. Selain itu, emisi gas buangannya juga bisa membahayakan pernapasan makhluk hidup. Maka itu, penting untuk beralih ke transportasi umum yang dapat mengangkut penumpang dalam jumlah banyak. Selain untuk mengurangi emisi gas, menggunakan transportasi massal juga menghemat biaya dan lebih efisien untuk bepergian karena sekaligus menghindari macet.
Mengonsumsi Produk Lokal dibanding Produk Impor
Source: Unsplash / Fauzan
Banyak yang gak tau kalau berbelanja produk lokal, seperti sayur-sayuran dan bahan makanan dari petani atau peternak lokal, dapat mengurangi jejak karbon. Kenapa begitu? Soalnya, semakin jauh pengiriman, semakin besar juga gas metana yang diproduksi dibanding kalau berbelanja produk lokal. Pilihan untuk mengonsumsi produk bahan makanan lokal selain bisa mengurangi jejak karbon juga bisa memajukan perkembangan UMKM dan menambah pendapatan masyarakat setempat. Hal ini juga bisa kalian manfaatkan untuk melestarikan kuliner lokal, loh!
Memilah Sampah dan Menyalurkannya ke Waste Management
Source: Unsplash / Pawel Czerwinski
Membuang sampah sesuai jenisnya mungkin lebih gampang dilakukan di tempat umum karena disediakan tempat sampah dengan berbagai warna. Padahal, memilah sampah di rumah juga penting banget dilakuin karena tercampurnya jenis-jenis sampah di lingkungan rumah bisa menyebabkan penyakit. Selain itu, dengan memisahkan jenis sampah, sisa makanan dan sampah dapur bisa dimanfaatkan kembali menjadi pupuk kompos. Soalnya, sisa makanan kalau dibiarkan terbuang begitu saja juga bisa menyebabkan pencemaran air dan emisi gas buangan yang bisa menyebabkan pemanasan global. Untuk sampah kering dan sampah berbahaya, kalian bisa memilih waste management yang bisa mengolah sampah kalian kembali biar gak terbengkalai di tempat pembuangan.
Mengurangi Belanja Pakaian Fast-fashion
Source: Unsplash / Francois Le Nguyen
Banyak yang belom tau kalau industri fashion adalah salah satu pencemar lingkungan terbesar. Limbah tekstil adalah salah satu faktor yang menyebabkan industri ini bisa merusak lingkungan secara masif. Banyangin aja, produksi pakaian yang cepat dalam jumlah banyak pasti menyebabkan banyak sisa tekstil yang terbuang. Hal tersebut belum termasuk pakaian-pakaian reject atau gagal produksi yang berakhir di pembuangan karena gak bisa dijual ke konsumen. Ditambah lagi pengiriman produknya dilakukan ke banyak negara dalam jumlah besar, sehingga meninggalkan jejak karbon. Oleh karena itu, lebih baiik menggunakan kembali pakaian yang masih layak dan berbelanja pakaian yang berlabel sustainable.
Menerapkan Prinsip Reuse, Reduce dan Recycle
Source: Unsplash / Sigmund
Dari keempat langkah di atas, kembali lagi ke cara paling dasar untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan sampah adalah menerapkan prinsip reuse, reduce dan recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sebuah barang dengan fungsi baru atau sesuai dengan fungsi semula. Contohnya seperti menggunakan wadah yang gak terpakai sebagai home decor atau tempat penyimpanan. Selanjutnya, reduce adalah prinsip untuk mengurangi konsumsi atau kegiatan yang mengakibatkan sampah. Kalian bisa terapkan cara ini dengan membawa barang-barang reusable (tas belanja, sedotan kayu dan botol tumbler) untuk mengurangi produksi sampah. Terakhir, recycle berarti mengolah kembali barang yang gak terpakai atau sampah menjadi bahan dasar baru. Contohnya dengan mengolah kembali botol plastik untuk membantu pembuatan lubang biopori atau mengolah masker sekali pakai menjadi polybag tanaman.
Itu dia lima cara termudah yang bisa kalian lakukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan perubahan iklim. Yuk, lebih bijak lagi dalam bertindak karena langkah kecil yang kalian ambil sangat berpengaruh untuk kelangsungan hidup di masa depan. Selamat Hari Bumi!
